Selasa, 14 Juni 2011

Bukan Untuk Kita, Melainkan Untuk Allah

Banyak orang senang memperhatikan penggalan-penggalan karya penciptaan tanpa pernah mau mempelajari keseluruhan karya itu. Akibatnya, banyak dari mereka memiliki cara pandang yang keliru mengenai tujuan penciptaan seluruh alam semesta ini. Mereka pikir segala sesuatu ada dan diciptakan untuk kepentingan manusia belaka. Ketika mereka ditanya: “Untuk siapakah Allah menciptakan seluruh alam semesta ini?”, mereka pun akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Untuk manusia.”
Sekarang marilah kita merenung sejenak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: Seandainya seluruh alam semesta ini memang diciptakan untuk kepentingan manusia, mengapa Allah menciptakan semuanya itu sebagaimana adanya sekarang? Mengapa Dia menciptakan bumi yang ¾ bagiannya tertutup oleh air? Tidakkah Dia tahu bahwa manusia tidak dapat hidup di atas ¾ bagian bumi itu? Mengapa Dia menciptakan planet-planet yang tidak dapat didiami oleh manusia? Mengapa Dia menciptakan jutaan rasi bintang yang letaknya begitu jauh dari bumi, sehingga manusia tidak dapat melihat dan menikmati keindahan cahayanya? Mengapa Dia menciptakan bunyi-bunyian yang tak dapat didengar oleh telinga manusia? Anjing dapat mendengar bunyi-bunyian itu, tetapi mengapa manusia tidak dapat mendengarnya? Bila Allah memang bermaksud menjadikan segala sesuatu yang ada di dunia ini untuk kepentingan manusia, mengapa Dia menciptakan banyak hal yang tidak berguna dan tidak dapat dinikmati oleh manusia? Tidakkah hal ini terdengar aneh dan tidak bijak?
Mengapa kita diciptakan dengan kondisi tubuh yang semakin merosot seiring dengan bertambahnya usia kita? Mengapa kita diciptakan dengan kebergantungan terhadap orang lain? Mengapa anak kuda dapat berjalan segera setelah ia dilahirkan, sedangkan kita memerlukan waktu lebih dari Sembilan bulan untuk sekedar belajar berjalan? Mengapa rajawali memiliki indra penglihatan yang jauh lebih baik dari pada indra penglihatan kita? Mengapa kelinci memiliki indra pendengaran yang jauh lebih baik dari pada indra pendengaran kita? Mengapa anjing memiliki indra penciuman yang jauh lebih baik dari pada indra penciuman kita? Mengapa bunglon dapat mengubah rupanya, sedangkan kita tidak? Mengapa kita diciptakan dengan keperluan tidur selama kurang lebih 8 jam sehari? Mengapa kita tidak diciptakan seperti jerapah yang hanya memerlukan waktu tidur kurang dari 2 jam sehari? Bila Allah memang bermaksud menjadikan segalanya bagi kepentingan dan kesenangan kita, mengapa Dia tidak menciptakan kita dengan kondisi yang jauh lebih baik dari pada kondisi kita sekarang ini?
Akan tetapi, segala yang ada di dunia ini bukan diciptakan untuk manusia, melainkan untuk Allah. Dalam Kolose 1:16 dikatakan:
Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Allah telah menciptakan seluruh alam semesta ini menurut kehendak-Nya dan dengan cara yang disukai-Nya, karena penciptaan seluruh alam semesta ini memang bukan dimaksudkan untuk kepentingan dan kesenangan manusia, melainkan untuk kepentingan dan kesenangan Allah. Bumi yang ¾ bagiannya tertutup oleh air, planet-planet yang tak dapat didiami oleh manusia, rasi-rasi bintang yang tak terlihat oleh mata manusia karena letaknya yang begitu jauh, bunyi-bunyian tertentu yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia, rajawali yang memiliki indra penglihatan yang jauh lebih baik dari pada indra penglihatan manusia, anak kuda yang dapat berjalan segera setelah dilahirkan, bunglon yang memiliki kemampuan merubah rupa, dan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semuanya itu diciptakan menurut kehendak Allah dan dimaksudkan bagi kemuliaan Allah.
Jadi, mengapa ada banyak hal di dunia ini yang nampaknya tidak bermanfaat dan tidak dapat dinikmati oleh manusia? Mengapa Allah tidak menciptakan manusia dengan kondisi yang jauh lebih baik dari pada kondisinya yang sekarang? Karena segala yang ada di dunia ini adalah untuk Dia, bukan untuk kita. Kehidupan ini adalah tentang Allah, bukan tentang manusia. Manusia memang mendapat bagian di dalamnya, tetapi segala sesuatu diciptakan untuk Allah. Ya, segala kemuliaan hanyalah bagi Allah selama-lamanya! Amin.

dari http://hartarohani.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Di Tanggapi, monggo !