Bacaan : Ulangan 10:12-22
Setahun : 1 Samuel 17-18
Nats : Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu. (Ulangan 10:12)
Hitler ingin
membuktikan loyalitas rakyat Jerman kepadanya. Suatu malam ia menyamar sebagai
orang biasa dan masuk ke gedung bioskop. Sebelum film diputar, terdengar sebuah
pengumuman, “Para penonton yang terhormat, film ini melukiskan kegiatan
terakhir pemimpin besar kita, Adolf Hitler!” Penonton pun serentak berdiri dan
menghormat ke arah layar. Hitler begitu terharu sampai ia lupa berdiri.
Tiba-tiba penonton di sampingnya berkata, “Hai, Bung, cepat berdiri! Saya tahu
bagaimana perasaan Anda terhadap haram jadah itu. Tapi, kita sedang diawasi
polisi rahasia!”
Anekdot itu
menggambarkan penghormatan yang tidak tulus. Penghormatan yang terpaksa,
dilakukan karena takut akan hukuman. Seperti itu jugakah “takut akan Tuhan”
yang dimaksudkan dalam Kitab Suci? Ada orang yang taat bukan karena mengasihi
Tuhan, melainkan karena takut mendapat hukuman jika ia tidak taat. Orang itu
membayangkan Allah sebagai sesosok diktator kejam yang siap menghukum setiap
ketidaktaatan.
Allah bukan
diktator yang kejam. Sebaliknya, Dia adalah Bapa yang sangat baik dan bijaksana
terhadap kita. Memang, Dia mendisiplinkan kita ketika kita melakukan kesalahan.
Namun, Dia melakukannya bukan dengan mengancam dan menakut-nakuti kita. Dia
mendidik kita agar kita semakin bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Dia
sehingga kita semakin terlatih untuk hidup di dalam kebenaran. Dengan pengertian
yang benar ini, kita pun akan memiliki sikap “takut akan Tuhan” yang benar
pula. –PK
KONSEP KITA AKAN ALLAH MENENTUKAN MOTIVASI KITA
DALAM MENAATI DIA.
- See more at:
http://ispeak.us/diktator-yang-kejam/#sthash.RiwR8NIJ.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Di Tanggapi, monggo !